Nganjuk Fajar Nusantara,
Merebaknya panti pijat di sepanjang jalur Surabaya – Madiun di wilayah kabupaten Nganjuk mendapat sorotan dari berbagai fihak. Dari penelusuran team liputan Fajar Nusantara menyebutkan ada lebih dari sepuluh panti pijat yang beroperasi di sepanjang jalur tersebut, nama ibu – ibu yang rata – rata mendominasi sebagai nama panti pijat tersebut ada bu Sri, bu Intan, sumber rejeki dan lain – lain masih banyak lagi nama – nama panti pijat yang lain.
Salah satu warga yang desanya ketempatan panti pijat mengatakan apakah panti pijat ini benar – benar sebagai tempat pijat kesehatan, atau mungkin ada udang di balik batu, maksudnya berkedok sebagai panti pijat tetapi didalamnya ada unsur prostitusi, karena kami memang belum pernah masuk kesitu mas.....mengapa tidak mencoba pak biar tahu, kelakar kami....karena yang kami tahu pelanggannya selalu bapak – bapak atau laki – laki, sedang yang memijat cewek – cewek yang cantik, apa tidak mungkin tempat itu disalah gunakan sebagai ajang untuk berbuat mesum.
Kami sangat berharap adanya penertipan dari fihak – fihak terkait agar supaya dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari kenyataan yang terpampang didepannya yaitu panti pijat.
Fenomena yang berkembang di masyrakat saat ini memang bisa membuat kita mengelus dada, betapa tidak Indonesia yang dikenal negara yang gemah ripah loh jinawi murah sandang kelawan pangan tetapi kenyataan yang terjadi sebaliknya.
Salah satu panti pijat yang ada di timur kota Nganjuk yang berhasil di temui team liputan Fajar Nusantara mengatakan mengapa lebih memilih membuka usaha ini. ”kami sangat kesulitan membuka usaha apa yang dapat menhasilkan uang saat ini, karena persaingan usaha yang begitu ketatnya, makanya kami memutuskan usaha ini saja, karena persaingannya yang tidak seketat usaha yang lain” paparnya. Lalu bagaimana dengan perijinannya. ”kalau masalah ini kami sudah mendapatkan ijin dari Muspika dan dari Sat Pol PP, tetapi kami juga diwanti-wanti jangan menyalahi aturan yang ada” jelasnya.
Disisi lain team juga menemui pemijat yang ada disalah satu panti pijat yang ada di timur kota, kami tanyakan mengapa memilih profesi ini dia mengatakan kami harus menghidupi dua anak kami mas, sedangkan lapangan pekerjaan saat ini begitu sulit, untuk menjadi penjaga toko saja pelamar kerja harus mengantongi ajasah SMA, sedang saya hanya lulusan SMP, kalaupun kerja kami dapat pekerjaan apa mas saya memilih ini karena setiap hari saya bisa pulang untuk ketemu keluarga, selain itu memang hasilnya lumayan, bisa untuk menghidupi keluarga kami” tuturnya.
Selain itu, Menurut pengakuan salah satu pekerja di panti pijat yang kami temui juga mengharapkan adanya pembinaan dari dinas – dinas terkait agar supaya dalam melaksanakan pekerjaannya tidak menyalahi aturan yang ada, karena selama ini kami memang belum mendapatkan pembinaan apapun ( Team liputan berita FN )
Kamis, 10 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA