Peneliti dari Universitas Auckland, Selandia Baru, telah menemukan sebuah obat baru yang diyakini manjur untuk memulihkan gangguan pendengaran.
Dalam percobaan di laboratorium, obat disuntikkan pada tikus, untuk mengaktifkan reseptor adenosin dalam jaringan koklea, sehingga memulihkan fungsi pendengaran akibat kebisingan. Penemuan ini membuka jalan bagi terapi non-bedah yang efektif untuk mengembalikan kehilangan pendengaran.
Temuan Dr Srdjan Vlajkovic dan timnya itu diterbitkan dalam edisi khusus jurnal Purinergic Signalling, yang berfokus pada telinga bagian dalam
Kehilangan pendengaran akibat paparan kebisingan adalah penyakit yang mencapai lima persen dari populasi di seluruh dunia. Ini terutama biasa terjadi di tempat pelatihan militer dan industri (pekerja konstruksi, pertambangan, kehutanan dan industri penerbangan). Saat ini, strategi pengobatan untuk kehilangan pendengaran hanya alat bantu dengar dan implan koklea.
Vlajkovic dan timnya menyelidiki potensi congener amina adenosine (ADAC) untuk pengobatan gangguan pendengaran akibat kebisingan, dengan model tikus yang diinduksi kebisingan selama 2 - 24 jam dalam ruang akustik untuk menimbulkan kerusakan pada koklea dan kehilangan pendengaran permanen. Kemudian para peneliti menyuntikkan ADAC pada tubuh tikus. Peneliti kemudian mengukur pendengaran tikus sebelum dan sesudah perawatan.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa cedera koklea dan kehilangan pendengaran pada tikus yang terkena kebisingan dapat secara substansial dipulihkan dengan ADAC.
Selasa, 13 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA