NGANJUK Fajar Nusantara
Sekolah ternyata belum transparan dalam penerimaan siswa baru (PSB). Panitia masih enggan menayangkan pengumuman nilai yang masuk secara online.
Seperti di SMPN 2 Nganjuk, tembok aula yang digunakan untuk tayangan hanya menunjukkan angka nilai ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) terendah. Bukan pergerakan nilai siswa yang mendaftar. "Sebentar..sebentar lagi," ucap Sandoyo, Waka SMPN 2 Nganjuk saat dikonfirmasi sekitar pukul 09.00.
Tetapi, hingga pukul 10.00, satu jam menjelang pendaftaran ditutup, janji penayangan nilai pendaftar itu tidak dilaksanakan. Padahal, puluhan orang tua dengan sabar berkumpul di kursi-kursi yang sudah disiapkan menunggu pengumuman.
Kurang transparannya panitia ini membuat kecewa sejumlah wali siswa. "Tadi saya sempat tanya, katanya ada di dalam ( aula SMPN 2 Nganjuk). Ternyata cuma seperti ini," ucap Luluk saat ditemui Radar Nganjuk di ruang aula, tempat pendaftaran PSB.
Luluk mengaku kondisi ini membuat orang tua siswa menjadi was-was. Sebab, tidak mengetahui posisi nilai anaknya dari ratusan pendaftar lainnya. Di SMPN 2 Nganjuk ini, pendaftar jauh melebihi pagu.
Dari total 324 siswa, yang mendaftar sudah mencapai 467 siswa. Sekolah ini memang menjadi jujugan para orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Setelah SMPN 1 Nganjuk yang masuk kelas rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) ini tidak membuka kelas regular.
"Padahal kalau terus diumumkan, bisa sewaktu-waktu mencabut (berkas) dan cari sekolah lain," terang Luluk. Kemarin, Luluk mengantar keponakannya. Nilainya sebenarnya relatif aman yaitu lebih dari 26,00. Tetapi, melihat nilai siswa lainnya juga tinggi, Luluk mengaku tetap khawatir.
Untuk itu, dia berharap pihak panitia mau membuka akses pengumuman secara terbuka, "Masak, sekolah favorit seperti ini tidak bisa membuat model pengumuman seperti itu," sorotnya.
Keluhan lainnya disampaikan Yatmi yang kemarin mengantar anaknya. Apalagi, putrinya memiliki nilai yang relatif belum aman, yaitu 24,00. "Ada apa kok pengumumannya seperti ini," kritiknya. Dia khawatir kalau proses PSB ini tidak lagi objektif.
Tetapi, sangkaan para wali siswa ini dibantah Zaenuri, Waka SMPN 2 Nganjuk bidang kesiswaan, "Tidak ada apa-apa. Memang data-data masih dimasukkan dulu. Terus baru diumumkan," terangnya. Apalagi, pagi kemarin, Zaenuri beranggapan pengumuman online itu belum perlu selama pagu belum terpenuhi. "Besok (hari ini) pasti sudah bisa," terangnya.
Enggannya pihak sekolah melakukan tayangan online juga terjadi di SMPN 4 Nganjuk. Di tempat ini, layar LCD diletakkan di dalam ruang sekretariat panitia pendaftaran. Tetapi, tidak bisa diakses karena memang tidak dihubungkan dengan komputer yang melakukan input berkas pendaftaran.
"Kami memang belum paham teknologinya kalau langsung online," ucap M. Lutfi, Waka SMPN 4 Nganjuk. Dia berjanji akan melakukan evaluasi sehingga pengumuman itu bisa diakses dengan mudah oleh orang tua siswa. Sebagai gantinya, usai berkas pendaftaran selesai didata, baru diprint manual dan diumumkan di papan pengumuman.
Sementara di SMPN 3 Nganjuk, relatif lebih terbuka. Di sekolah ini sudah dibuka tayangan online yang bisa diakses oleh orang tua siswa. Sayangnya, tayangan tidak lengkap, sebab siswa dan wali murid hanya bisa mengetahui apakah berkasnya sudah masuk atau belum. Tidak bisa mengakses langsung nilai terendah dan posisi nilai. "Memang harus dicek ulang. Ini untuk memasukkan data dulu," ucap Kepala SMPN 3 Nganjuk Suparto (bukan Mulyono seperti berita sebelumnya, Red). Suparto berdalih tidak adanya akses langsung nilai terendah siswa ini karena pertimbangan faktor kehati-hatian dari panitia, "Tapi, nanti akan kami evaluasi lagi. Intinya kami ingin memberikan pelayanan terbaik bagi orang tua," terang Suparto yang mengaku belum menemukan program yang cocok untuk pengumuman online ini.
Tetapi, benarkan penayangan online ini susah? Hal ini dibantah oleh Mulyono, Kepala SMAN 3 Nganjuk yang kemarin telah menayangkan nilai siswa secara online, "Program yang digunakan hanya Microsoft excel. Dan itu program dasar," terang Mulyono.
Di tempatnya, Mulyono menyediakan dua layar LCD yang bisa diakses orang tua. Setiap berkas pendaftaran masuk langsung dientry oleh panitia. Bukan hanya satu komputer tetapi tiga komputer. Setiap data yang dimasukkan itu langsung bisa diakses oleh orang tua dan siswa. Orang tua dan siswa juga bisa mengetahui kalau nilai anaknya sudah terdaftar atau belum.
Bahkan, nilai pagu tertinggi dan terendah bisa langsung diketahui oleh pendaftar. Sehingga, mereka yang nilainya berada di luar pagu atau berada di ambang batas bisa segera melakukan pencabutan. Proses pencabutan ini pun juga langsung diakses oleh panitia, sehingga data yang terpampang di layar tetap update, "Gampang, cepat dan transparan," jelas Mulyono.
Panitia PSB SMA memang selangkah lebih maju dari panitia PSB SMP. Tampilan online ini juga terlihat di SMAN 1 Nganjuk dan SMAN 2 Nganjuk. Meski di SMAN 2 Nganjuk masih menggunakan televisi 29 inch, bukan layar LCD.
Temuan belum adanya pengumuman online ini kemarin langsung ditanggapi oleh Kabid SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) M. Yasin. "Kami telah meminta kepala sekolah segera menayangkan online dan mereka menyanggupi," terang Yasin.
Yasin menyayangkan jika sekolah belum terbuka terkait dengan pelaksanaan PSB ini. Untuk itu, begitu kemarin dia mendapat informasi, dia langsung memberikan teguran ke kepala sekolah.
Sementara itu, kemarin sejumlah sekolah tetap menjual map pendaftaran. Tetapi, kali ini tidak ada pemaksaan. Orang tua pun bebas menggunakan map yang dibeli dari luar sekolah. (jp/*)
Selasa, 13 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA