Blitar Fajar Nusantara
Dinas Kesehatan Kota Blitar masih memiliki suatu pekerjaan dalam penanganan balita di Kota Blitar. Mengingat tidak semua balita di Kota Blitar bisa tumbuh kembang secara baik. Bahkan dari sekitar 6000 balita yang ada, sekitar 400 anak masih di bawah garis merah (BGM). Balita garis merah adalah balita yang dalam pantuan tiap bulan, berat badannya di bawah ukuran normal atau tidak ada penambahan berat badan tiap bulan.
Pernyataan ini seperti yang disampaikan oleh dr Dharma Setiawan, Kepala Bidang Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar. Menurutnya, pertumbuhan balita di Kota Blitar masih ada yang perlu penanganan, seperti perkembangan fisik yang tidak sesuai dengan usianya, serta indikator gizinya yang masih kurang. Meski di Kota Blitar tidak ada balita yang kurang gizi, tetapi masih cukup banyak balita yang kondisinya dibawah standart kriteria balita yang baik dan sehat.
Banyaknya balita yang masih dibawah garis merah bukan karena input makanan. Namun karena pola asuh yang kurang baik dalam menangani balita. Baik dari orang tuanya sendiri maupun pengasuh balita. Sehingga belum tentu bagi warga yang ekonominya bagus, balitanya bagus pula.
''Jika pola asuhnya kurang bagus, meskipun dari kalangan orang kaya, maka terjadi balita yang masih dibawah garis merah. Begitu pula sebaliknya, meski ekonominya standart, jika pola asuhnya bagus maka balitanya bisa tumbuh bagus pula,'' tambah dr Dharma.
Lebih lanjut Dharma menambahkan, untuk menangani permasalahan ini, Dinas Kesehatan Kota Blitar selalu memberi sosialisai desiminasi informasi melalui penyuluhan ke posyandu, posyandu balita. Seperti informasi tentang pemulihan dengan memberi makanan yang bergizi.
Sementera itu dr. Syahrul Alim, anggota komisi I DPRD Kota Blitar saat dikonfirmasi mengenahi hal ini mengatakan, langkah antisipasi bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Blitar, dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait, seperti Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) yang juga memiliki program, misalnya pemberdayaan perempuan.
Dengan jalinan kerjasama ini, setidaknya perempuan atau para ibu bisa diberi pemahaman tentang pola asuh balita yang benar. Sebab menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Blitar, balita di Bawah Garis Merah (BGM) tersebut karena adanya pola asuh yang salah, terutama dalam pemberian asupan gizi dan makanan. Apalagi balita yang masuk BGM itu, bukan hanya dari keluarga miskin, namun juga dari keluarga ekonomi menengah yang balitanya diasuh oleh pembantu, sehingga kurang mendapat perhatian orang tua.
Lebih lanjut dr. Syahrul optimis, jika Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan dinas lain, untuk mensosialisasikan pola asuh anak yang benar, kepada masyarakat, angka BGM tahun mendatang akan berkurang.(dim)
Jumat, 13 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA