Diserang Keong Emas, Petani Terancam Rugi

Tulungagung Fajar Nusantara
Petani di Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung resah. Pasalnya tanaman padi yang belumgenap 1 bulan ditanam, diserbu hama keong mas. Siput air berwarna kuning ini memakan daun-daun padi yang masih muda, dan membuatnya mati sebelum tumbuh dewasa.
Seperti yang diungkapkan Mulyati (55), seorang petani, serbuan keong mas mulai terasa sejak 2 minggu belakangan. Akibatnya, dirinya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menyewa orang memunguti keong masdi antara tanaman padinya.
“Kalau diberi obat (pertisida) tidak mempan, malah buang-buang uang. Terpaksa cari orang untuk memunguti keong-keoang sampai bersih,” keluhnya.
Keong yang terkumpul dari sepetak sawah garapannya, empat orang sewaan Mulyati mencapai satu karung kecil.
Keluhan yang sama juga diungkapkan Samuri (50), petani penggarap asal Desa Pelem, Campurdarat. Sepetak sawah milik orang yang tengah dikerjakannya mengalami kerusakan akibat diserbu keong mas.
Bahkan, satu minggu setelah tanam, dirinya mengaku terpaksa menyulami bibit-bibit padi yang habis dimakan keong. Kini, setelah berumur 1 bulan, Samuri harus bekerja ekstra, memungut satu per satu keong di sawahnya.
“Seharusnya tinggal matun (menyiangi rumput) dan dipupuk satu kali, sudah tinggal panen,” ujarnya.
Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung melalui Koordinator Penanggulangan Hawa Penyakit, Sugeng,  mengakui hama keong mas cukup sulit untuk dibasmi.
 Di pasaran sudah banyak pertisida pembasmi, namun efektivitasnya belum teruji sepenuhnya. Jalan satu-satunya memang dibersihkan secara mekanis.
“Tidak ada pilihan lain, memang harus diambil satu per satu. Itu jauh lebih efektif dari pada menggunakan pestisida,” terangnya.
Selain induk, telur-telur keong mas harus dimusnahkan. Sebab dalam sekali bertelur, keong mas menghailkan antara 100 hingga 150 calon anak.(top)