Sabtu, 09 April 2011
Dirlantas Polda Jatim Resmikan TAC Mojoagung
Jombang Fajar Nusantara
Memantau setiap kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polres Jombang memang bukan perkara mudah. Terbukti, sepanjang tahun 2010 kasus laka di kota santri terbilang tinggi. Terhitung 291 kasus laka menyebabkan 178 korban meninggal dunia, 18 korban luka berat dan 276 korban luka ringan.
Berkaca pada trafic kurva kasus laka yang begitu tinggi, Polres Jombang kembali berinovasi dengan membangun Trafic Accident Centre atau TAC. Rabu (23/3) siang, Bupati Jombang bersama Muspida termasuk Kapolres Jombang meresmikan pusat pemantau laka, yang dibangun tepat di depan taman kota Mojoagung tersebut.
AKBP Samudi Kapolres Jombang kala itu membeber fakta terkait pelanggaran lalu lintas yang didominasi pelajar. Sepanjang tahun 2010, total pelanggar mencapai 13.229 orang. Pelajar dan mahasiswa sangat mendominasi. Sedang tahun 2011 ini tercatat 4.282 pelanggar lalin hingga bulan Maret.
“Dengan jumlah kasus yang cukup tinggi tersebut kerugian materi diperkirakan hingga 214.350.000 rupiah” ujar Samudi. Dengan diresmikannya TAC ini, Polres khususnya Satlantas dapat memantau secara gamblang, area dan jalur yang dinilai rawan kecelakaan.
Trafic Accident Centre merupakan kantor khusus yang memiliki ruang pemantau jalan dengan fasilitas CCTV. Sebanyak 6 CCTV disebar di beberapa titik seperti di perempatan Kebon Rojo, Gambiran, jalan Embong Miring, pertigaan Mojongapit, perempatan Tejo Mojoagung dan taman kota Mojoagung.
Di dalam ruang pemantau inilah petugas Satlantas Jombang memantau setiap laju kendaraan di beberapa titik tersebut. Kantor TAC juga diisi oleh personel dari Dishubkom, PU Bina Marga dan Jasa Raharja yang membidangi asuransi.
Bupati Suyanto menegaskan kebanggaannya terhadap perbaikan kiinerja dan inovasi yang telah dilakukan Polres Jombang. Dengan kemajuan teknologi, otomatis tuntutan kinerja terkait pelayanan terhadap masyarakat akan meningkat. “Ini sebagai simbol bahwa kinerja kepolisian semakin meningkat” kata Suyanto.
Bupati Suyanto juga sedikit menyinggung kerusakan jalan di beberapa titik yang mengakibatkan ketidaknyamanan pengendara roda 2. “Banyak tronton pengangkut pasir yang menyebabkan kerusakan jalan masih dibiarkan, ini harus jadi perhatian serius” pungkas Suyanto.(top/sol/bud)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA