Magetan - Fajar Nusantara
Sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengeluhkan naiknya harga pakan yang terjadi sejak sebulan terakhir.
Salah satu peternak ayam petelur di sentra penghasil telur ayam ras, Desa Sidorejo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Sumarni, Senin mengatakan, naiknya harga pakan ayam ini, terpaksa membuat ia menaikkan harga jual telurnya ke tingkat pedagang distributor.
"Harga pakan ayam yang naik membuat saya juga menaikkan harga jual telur. Sebab, biaya pengadaan pakan dan pemeliharaan ayam juga membengkak sejak sebulan terakhir," ujar dia disela memberi makan ayamnya.
Menurut dia, sejak harga pakan ayam naik, pihaknya terpaksa menjual telur ayam rasnya menjadi Rp12.300,00 hingga Rp13.000,00 perkilogram, tergantung besar kecilnya telur. Padahal, biasanya sebelum ada kenaikan, ia hanya menjual Rp11.000,00 perkilogram ke pedagang distributor.
Sedangkan, harga telur ayam ras di pasaran saat ini telah berkisar antara Rp14.000,00 hingga Rp15.000,00 perkilogramnya. Naik dari harga biasanya Rp12.000,00 hingga Rp13.500,00 perkilogram sejak sepekan terakhir.
Kenaikan harga jual telur ayamnya tersebut, adalah untuk menutup biaya pembelian pakan ayam, berupa jagung, bekatul atau dedak, dan konsentrat yang naik. Dalam sehari, sebanyak 5.000 ekor ayam petelurnya mampu menghasilkan 3 kuintal telur dengan nilai mencapai Rp4 juta.
Dari penghasilan Rp4 juta tersebut, sebanyak Rp3 juta lebih dipergunakan untuk biaya pakan dan obat pencegah penyakit pada ayam. Padahal biasanya biaya pakan tidak mencapai angka 3 juta dari kebutuhan pakan ayam sebanyak 6 kuintal per hari.
Keadaan ini masih diperparah dengan cuaca ekstrem yang terjadi hingga saat ini, yang membuat ayam petelurnya tidak bertelur secara maksimal.
"Ayam membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk membuat ia memiliki nafsu makan dan minum yang tinggi serta bertelur banyak. Namun, jika curah hujan tinggi, nafsu makan dan minumnya berkurang, sehingga berdampak juga pada produksi telurnya walaupun ayam tersebut tidak sakit. Ini cukup memberatkan kami," ujar salah satu peternak lainnya di sentra penghasil telur ayam ras Plaosan, Sukarno.
Karena itu, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk menangani masalah ini, di antaranya dengan pendirian balai pakan ternak, yang membantu para peternak mendapatkan pakan ayamnya dengan harga yang murah. Sebab jika tidak, tingginya harga pakan ayam akan membuat peternak ayam skala kecil di Magetan gulung tikar.
Sentra ayam petelur di Kabupaten Magetan terdapat di Desa Sidorejo, Kecamatan Plaosan dan di wilayah Kecamatan Takeran. Jumlah populasi ayam petelur di dua wilayah tersebut diperkirakan mencapai 2 juta ekor yang semuanya masih dibudiyakan oleh peternak secara tradisional.(abt/antjt/*)
Sabtu, 09 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR KRITIK DAN SARAN ANDA