Samanhudi Menang Telak di Seluruh Kecamatan

Blitar Fajar Nusantara
Pelaksanaan coblosan pemilihan wali kota (Pilwali) Blitar 2010, kemarin berlangsung sukses dan lancar. Perolehan suara sementara, pasangan Samanhudi Anwar - Purnawan Buchori (Sampurna) unggul meninggalkan empat pesaing lain. Pasangan nomor urut 2 (dua) yang diusung PDIP dan PKB itu memperoleh dukungan 31.654 suara atau 42,1 persen.

Berdasarkan penghitungan suara sementara secara manual yang dilaksanakan oleh Forum Peduli Pilkada Bersih (FPPB) Kota Blitar, Sampurna menyabet bersih di seluruh kecamatan di Kota Blitar. Di Kecamatan Sukorejo memperoleh 12.138, Kecamatan Kepanjenkidul 9.219 suara, dan Kecamatan Sananwetan mendapat 10.297 suara. Sementara pasangan lain jauh tertinggal. Seperti pasangan nomor urut 1 (satu) Endro Hermono-dr Azhar Anwar (PETA) memperoleh 7.300 suara (9,7 persen), Anang Triono-Bambang Gunawan mendapat 17.765 suara (23,6 persen), dan Heru Sunaryanta-Sholih Muadi (HESA) menerima dukungan 16.561 suara atau 22,1 persen. Sedang calon dari jalur independen, Zainuddin-Masrukin (DIMAS) hanya mendapat 1.896 suara atau 2,5 persen.
Sementara itu, jalannya pemungutan suara sendiri yang dimulai pukul 07.00 berjalan lancar. Sejak pagi, pemilih mulai berdatangan ke TPS masing-masing untuk memberikan hak suara. Seperti Cawali Samanhudi Anwar menggunakan hak pilihnya di TPS 5 Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul. Hudi, sapaan akrabnya, tiba di TPS pukul 08.00 dengan didampingi istri tercinta Ny Yuli Ratnasari dan putranya Hendry Pradita. Kedatangan pria yang menjabat Ketua DPRD Kota Blitar ini mendapat sambutan antusias pemilih di TPS tersebut.
Seperti pemilih lainnya, Samanhudi juga rela antre. Sebab, di TPS tersebut kebetulan sedang ramai. "Budaya antre yang tertib seperti ini harus dipelihara," ucapnya usai mencoblos.
Samanhudi ditemui FN di posko kawulo alit mengaku optimistis akan memenangkan Pilwali 2010. Bahkan untuk di TPS 05 Kepanjen Lor itu, dia yakin dirinya akan meraup 75 persen suara. "Insya Allah kalau dikehendaki masyarakat. Kalau di TPS ini saya yakin menang karena sering komunikasi," jelas Samanhudi.
Keyakinan Samanhudi benar adanya. Saat penghitungan di TPS tersebut dia menang telak. Dia mendapat 187 suara. Sedang pasangan PETA memperoleh 15 suara, Anang-Bambang mendapat 82 suara, Dimas hanya 6 suara, sedang HESA mendapat 19 suara.
Kemenangan mutlak Sampurna juga terjadi di TPS Khusus yang berada di lembaga pemasyarakatan (lapas) Blitar. Di TPS XI Kelurahan Kepanjenlor ini terdapat DPT sejumlah 49. Namun 47 saja yang menggunakan hak suaranya. Pasangan nomor satu dan nomor empat sama sekali tidak mendapat suara dari TPS khusus tersebut. Pasangan Sampurna unggul dengan 27 suara, disusul Anang- Hesa dengan 11 suara, dan Bambang dengan 9 suara.

Sementara itu, di RSD Mardi Waluyo juga terdapat TPS keliling yang bernama TPS Mardi Waluyo (Bendogerit). Dari daftar yang dimiliki oleh KPPS terdapat 22 pemilih dari pasien maupun keluarga pasien yang bakal mencoblos di TPS tersebut. Dari 22 itu hanya dua saja yang nyoblos. Lainnya, ada yang sudah pulang, ada yang tidak membawa kartu pemilih dan ada pula yang telah mencoblos di TPS tempat tinggalnya.

Selain itu, beberapa orang yang berada di ruangan Nusa Indah RSD Mardi Waluyo mengaku kecewa karena tidak bisa menyalurkan hak suaranya. Itu dikarenakan belum ada surat pengantar dari TPS asalnya di TPS 2 Pakunden. Dua orang pemilih itu padahal membawa karpil dan c6. Hanya saja petugas tidak bisa melayani karena si pemilih tidak membawa surat pengantar mutasi. "Wah, saya sudah punya calon. Tapi kenyataannya tidak bisa milih di sini. Ya sudah, lha wong anak saya kritis ya ndak bisa ninggal," tutur Sodiki dari Kelurahan Pakunden.

Sutono, anggota KPPS Bendogerti menyatakan pemilih yang tidak terdaftar di DPT TPS Mardi Waluyo tidak bisa dia layani. "Dia juga tidak punya surat pengantar. Sebaiknya memilih di TPS asal saja," kata Sutono.(dim)